
SUMENEP – Detikposnews.com //PT KEI dianalogikan sebagai sosok “gadis cantik” yang mampu memikat siapa pun yang melihatnya. Banyak pihak berusaha mendekat, sebagian dengan cara halus dan sopan, sebagian lain justru tampil garang tanpa etika.
Menurut Mukhlis, aktivis LSM asal Pulau Kangean, fenomena ini mencerminkan perebutan perhatian. “Lucunya, ketika PT KEI merespons pihak yang datang dengan cara baik, muncul kelompok yang iri. Mereka berteriak-teriak di jalan, menuduh macam-macam, padahal masalahnya sederhana: tak kebagian perhatian,” ujarnya.
Ia menyinggung gaya “Tim 9” yang dianggap mendekat dengan santun dan meyakinkan. Namun, ada pula pihak yang enggan menempuh cara serupa karena gengsi. “Mereka lebih suka ribut dari jauh. Suaranya keras, tapi sebenarnya tidak pernah benar-benar dimengerti,” tambahnya.
Mukhlis menegaskan, PT KEI tetap bisa menilai siapa yang datang dengan niat baik dan siapa yang hanya membuat gaduh tanpa ada final yang jelas.
Sementara kita sebagai masyarakat kepulauan butuh sosok PT KEI yang nantinya akan membangun Kepulauan dari ketimpangan terutama jalan yang selama ini menjadi kanker masyarakat kepulauan KEI hadir membawa harapan dan wajah baru di kepulauan yang akan membangun isfrastruktur membuka lapangan kerja untuk lokal serta industri perikanan dll.
Mari kita bersatu demi pulau Kangean mari kita wujudkan cita cita kemajuan kepulauan demi anak cucu kita nantinya dan akan kita nikmati bersama. (Myd)