Bendera One Piece Merupakan Simbol Perlawanan Terhadap Tambang Emas Tumpang Pitu

Banyuwangi – Detikposnews.com // Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT-RI) ke 80 pada 17 Agustus 2025, fenomena pengibaran bendera One Piece oleh sebagian masyarakat menjadi sorotan publik. Bendera bajak laut dari serial anime dan manga Jepang berjudul “One Piece” tersebut dikibarkan di berbagai tempat, mulai dari pagar rumah, perahu kayu, hingga mobil truk. Bahkan di media sosial (MEDSOS) tak sedikit warganet yang mempostingnya, seperti di story WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Tiktok, Dll.

Bendera One Piece yang viral di masyarakat merupakan bendera milik kru bajak laut Topi Jerami yang dipimpin oleh karakter utama animasi tersebut, yakni Monkey D. Luffy. Dilansir dari onepiece.fandom.com, bendera yang dikenal sebagai Jolly Roger ini adalah lambang utama kru bajak laut dalam dunia fiksi One Piece.

Dalam versi yang paling populer, bendera tersebut menampilkan tengkorak manusia di atas dua tulang bersilang, desain klasik yang mencerminkan simbol bajak laut. Lebih dari sekadar tanda bahaya, Jolly Roger dalam serial One Piece memiliki makna yang lebih dalam.

Setiap variasinya mencerminkan nilai dan karakter masing-masing kapten bajak laut. Misalnya, bendera Jolly Roger Topi Jerami yang dikibarkan oleh kru Monkey D. Luffy bukan hanya simbol kekuatan, tetapi juga menyuarakan kebebasan, keyakinan pribadi, dan persahabatan.

Dalam dunia animasi One Piece, beberapa tokoh bahkan menjadikan Jolly Roger sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuasaan absolut dan penindasan. Di beberapa cerita, simbol ini juga dipakai untuk menandai wilayah kekuasaan, bentuk proteksi, atau kritik terhadap dominasi Pemerintah Dunia.

Menurut Ketua Umum Lembaga Diskusi Kajian Sosial (LDKS) Pilar Jaringan Aspirasi Rakyat (PIJAR) viralnya bendera One Piece sangat tepat digambarkan sebagai bentuk perlawanan masyarakat Banyuwangi terhadap aktivitas blasting (peledakan) di gunung tumpang pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran yang dilakukan oleh PT Bumi Suksesindo (BSI).

Padahal beredar luas dan viral di MEDSOS rekaman video yang menunjukkan aktivitas peledakan tersebut mendapat kritik, cibiran serta kecaman dari berbagai pihak. Namun tetap tak dihiraukan, hal ini menunjukkan jika pihak perusahaan tidak peduli dengan kerusakan alam yang diakibatkan oleh kegiatan tersebut. Dan imbas dari peledakan itu, membuat lingkungan sekitar menjadi tercemar. Khususnya laut, karena longsoran tanah dari aktivitas blasting langsung menuju laut disekitar gunung tumpang pitu.

“Kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh perusahaan sangat besar, maka munculnya fenomena bendera one piece merupakan simbol perlawanan perlawanan terhadap aktivitas tambang emas. Selain dampak lingkungan, keberadaan tambang juga memberikan dampak sosial terhadap masyarakat,” Kata Bondan Madani, ketika diwawancarai oleh awak media, Senin, 04 Agustus 2025.

Lebih lanjut Bondan menjelaskan, sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Pihaknya sudah berkirim surat kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Banyuwangi untuk menjadwalkan hearing dengan mengundanghadirkan PT BSI dan Pemerintah Kabupaten (PEMKAB) Banyuwangi. Surat itu sendiri, dimasukkan oleh LDKS PIJAR pada hari senin 21 Juli 2025. Namun sampai hari ini, tidak ada kabar kapan permohonan hearing kami dijadwalkan oleh DPRD.

“Kami masih menunggu perkembangan kedepan dari DPRD Banyuwangi, jika tidak ada kejelasan kapan dijadwalkan hearing maka satu-satunya jalan adalah mendesak lembaga legislatif dengan cara melakukan demonstrasi sambil membentangkan bendera One Piece yang hari ini menjadi tagline dan viral di MEDSOS. Kemarin kami mau aksi, kami masih menghormati event yang diadakan oleh PEMKAB Banyuwangi,” Ujarnya.

Masih Bondan, musyawarah dengan team tadi malam menghasilkan keputusan jika sampai satu minggu kedepan tidak diagendakan hearing. Maka hari senin tanggal 11 Agustus pihaknya akan menggelar demonstrasi mendesak dan menekan DPRD Banyuwangi. Apalagi kejadian blasting ini berulang-ulang dan selalu viral di MEDSOS, maka hari ini publik menunggu ketegasan dari lembaga legislatif dan eksekutif terhadap PT. BSI.

“Jika hearing terlaksana semua bisa kita tanyakan kepada perusahaan. Baik itu masalah blasting, CSR dan manfaat adanya tambang emas terhadap seluruh masyarakat Banyuwangi. Karena tumpang pitu bukan hanya milik masyarakat Pesanggaran saja, tapi milik seluruh masyarakat Bumi Blambangan. Mari kita gunakan momentum bulan kemerdekaan ini untuk membangun Banyuwangi yang lebih baik lagi,” Pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *