DKPP Sumenep Ungkap Petani Tembakau Sumenep Menyusut di 2025

SUMENEP – Detikposnews.com // Dampak Iklim yang tak menentu, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep mencatat jumlah petani di wilayah Kabupaten Sumenep yang menanam tembakau di tahun ini menyusut. Rabu (13/08/2025)

Catatan berdasarkan data, luas lahan pertanian tembakau tahun lalu 15.000 hektare, menjadi sekitar 3.000 hektare per Juni 2025. Sehingga selama satu tahun, lahan tembakau di Sumenep menyusut 12.000 hektare.

Kepala DKPP Sumenep Chainur Rasyid menyampaikan bahwa petani tembakau tahun ini memang berkurang dibandingkan 2024.

Angka pasti petani tembakau tahun ini kami enggak punya datanya. Cuma, kalau berdasarkan luas lahan yang ditanami sekitar 3.000 hektare per Juni 2025 kemarin,” ucapnya, Rabu (13/8/2025).

Menurutnya, banyak petani tembakau yang enggan menanami lahannya lantaran takut akan fenomena cuaca yang tidak menentu karena berpotensi petani merugi.

“Berdasarkan prediksi BMKG, tahun ini akan terjadi kemarau basah yang cukup panjang. Mungkin itu alasan beberapa petani tidak menanam. Karena salah satu yang memengaruhi kualitas tembakau itu, kan, memang cuaca,” imbuhnya.

Lebih lanjut Inung menerangkan bahwa berdasarkan survei di lapangan banyak petani tembakau di Sumenep beralih ke komoditas lain.

Banyak petani kita yang sudah menanam bawang, cabai dan lainnya. Itu sebagai opsi lain mungkin dari petani,” terangnya.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Sumenep Juhari juga membenarkan bahwa tahun ini memang diprediksi akan terjadi kemarau basah yang berpotensi hasil panen tembakau tidak optimal.

DKPP harus giat melakukan pendampingan dan penyuluhan untuk menawarkan solusi alternatif kepada petani yang sudah tidak menanam tembakau,” ungkapnya, Rabu (13/8/2025).

Pihaknya menegaskan bahwa dengan kondisi itu sosialisasi dan pendampingan dari DKPP menjadi langkah yang penting agar petani di Sumenep tidak kelimpungan dalam mencari solusi alternatif karena tidak bisa menanam tembakau.

Kewajiban DKPP untuk mensosialisasikan solusi alternatif kepada petani agar lahan 12.000 hektare itu tetap ditanami oleh petani,” pungkasnya.

Kondisi cuaca yang tak menentu tentu menjadi atensi bagi pemerintah untuk melakukan langkah yang solutif dalam menjaga kesinambungan ekonomi para petani di wilayah Kabupaten Sumenep. (Mul)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *