Detikposnews.com ll MEDAN – Dukungan kepada Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan terus mengalir, pasca menembak pelaku tawuran di Belawan beberapa hari lalu. Dan, Kapolri diminta memberikan dukungan positif.
Kali ini datang dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) LSM Pakar Indonesia. Ketua DPP , Atan Gantar Gultom, memberikan dukungan penuh terhadap tindakan Kapolres untuk memberangus tindakan kriminal yang kerap terjadi di Belawan sekitarnya.
“Tindakan tegas dan terukur yang dilakukan Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Oloan Siahaan sudah benar. Hal itu dilakukan untuk menghindari ancaman langsung terhadap dirinya,” ujar Atan Gantar Gultom kepada awak media ini , Selasa malam 6 Mei 2025.
Disebutkan Atar, AKBP Oloan Siahaan tidak punya pilihan lain. Menembak kearah pelaku adalah langkah terakhir dimana sebelumnya si Kapolres sudah memberikan tembakan peringatan sebanyak 3 kali.
“Tiga kali diberi tembakan peringatan tapi para pelaku malah makin beringas mengayunkan berbagai jenis senjata tajam dan lemparan batu ke arah Kapolres. Itu namanya tindakan brutal terhadap aparat negara yang sedang melaksanakan tugasnya,” tegas Atan.
Kita patut mendukung tindakan Kapolres itu. Karena belakangan ini Belawan sekitarnya semakin barbar melakukan berbagai tindakan melanggar hukum, ujar Atan lagi.
Selain memberikan dukungan dan apresiasi, Atan Gantar Gultom juga meminta atensi dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
“Pak Kapolri harus memberikan dukungan positif kepada anggotanya yang berani bertindak tegas terhadap pelaku kriminal dan kejahatan lainnya, seperti Kapolres Belawan ini, ujar Atar mengakhiri.
Sebelumnya Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto mengatakan akan menonaktifkan Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Oloan Siahaan buntut dugaan menembak seorang remaja bernama Muhammad Syuhada (15) hingga tewas.
Whisnu menyebut, penonaktifan AKBP Oloan masih diajukan ke Mabes Polri. Jika disetujui, maka penonaktifan akan segera dilakukan.
Ia mengatakan hal ini untuk mempermudah pemeriksaan terhadap Kapolres.
“Kami memohon melaporkannya kepada Mabes Polri untuk bisa memeriksa Kapolres secara transparan dan meminta meminta persetujuan dari Mabes Polri untuk menonaktifkan Kapolres sementara waktu,” kata Kapolda Sumut Irjen Whisnu Hermawan Februanto, Senin (5/5/2025).
“Biar diperiksa dulu, agar tidak menggangu ya. Karena ini kita transparan. Kami memohon kepada Mabes Polri untuk menonaktifkan Kapolres terlebih dahulu demi pemerikasaan,” sambungnya.
Kapolda menerangkan, Bid Propam, Inspektur Pengawas Daerah, Ditreskrimum Polda Sumut sedang melakukan penyelidikan penembakan ini. Pihaknya juga masih melakukan pemeriksaan terhadap AKBP Oloan Siahaan.
Ini demi transparansi , kita tidak akan main-main dengan penegakan hukum. Kalau dia salah kita tindak, kalau dia betul kita sampaikan kepada media.
“Kami gak main-main. Apalagi terkait meninggal dunia, tranparansi harus ditegakkan. Ini adalah langkah tegas dari pimpinan Polri, melibatkan tim pidana umum, laboratorium forensik. Untuk memastikan apa yang terjadi kita mengundang Kompolnas.”
Whisnu mengatakan, Muhammad Syuhada dinyatakan meninggal dunia pagi ini setelah mendapat perawatan intensif.
Sedangkan satu rekannya berinisial B (17) yang juga diduga ditembak masih menjalani perawatan intensif.
“Memang ada korban, kini sedang dibawa ke rumah sakit. Satu diantaranya meninggal dunia tadi pagi di rumah sakit,” kata Kapolda.
Korban diduga mengalami luka tembak bagian di bagian perut sebelah kanan, menembus ke belakang.
Atas tewasnya Muhammad Syuhada, Kapolda Sumut menyampaikan duka yang mendalam.
Kejadian bermula setelah Kapolres memimpin langsung apel pengamanan menyusul pecahnya tawuran antara kelompok pemuda Lorong Stasiun dan Lingkungan 13 Selebes di kawasan Jalan Stasiun Belawan, sekitar pukul 19.30 WIB.
Usai apel dan patroli, Kapolres bergerak pulang sekitar pukul 01.35 WIB.
Namun sekitar pukul 02.05 WIB, saat melintasi Tol Belmera, mobil dinas Kapolres diadang oleh sekitar 10 pemuda yang secara ilegal berada di jalur tol sambil mengacungkan senjata tajam jenis celurit dan klewang.
Bukan hanya mengadang, kelompok ini secara membabi buta menyerang mobil dinas, melempar batu, petasan roket, dan mengejar kendaraan dinas polisi.
Pelaku penyerangan juga sempat mencoba mengayunkan kelewang ke arah Kapolres, beruntung berhasil dihindari dan hanya menyabet bagian mobil.
“Sudah diberikan peringatan. Tapi mereka tetap menyerang dengan brutal. Ini bukan lagi tawuran biasa, ini sudah masuk kategori penyerangan terhadap simbol negara,” tegas Kapolres.
Namun karena serangan tidak mereda, Kapolres melepaskan tembakan ke arah pelaku sebagai bentuk pembelaan diri dan upaya menyelamatkan jiwa personel
(JE)