
SUMENEP – Detikposnews.com // Sebuah ironi tengah menimpa salah satu atlet renang asal Kabupaten Sumenep, Madura, yang telah berjuang mengharumkan nama daerah di kancah Provinsi Jawa Timur bernama Qyara Tahta Citradari Timur.
Diketahui, meskipun telah meraih medali 1 emas, dan 2 perunggu dalam ajang Kejurda Jatim 2025 di Sidoarjo, bonus yang dijanjikan oleh Komunitas Akuatik Indonesia Sumenep tak kunjung diterima atau diberikan hingga saat ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Very Junianto, selaku orang tua atlet renang yang mendapatkan medali emas dan perunggu pada Cabor renang di Kejurda Jatim 2025.
Saat ditemui oleh awak media, Very Junianto mengatakan, bahwa anaknya telah berhasil membawa harum Sumenep dengan menoreh medali 1 emas dan 2 perunggu Cabor renang di Kejurda Jatim 2025. Tetapi sangat disayangkan, pada acara penyerahan bonus atlet yang dilaksanakan di kediaman Ketua Akuatik Sumenep, anaknya tidak dipanggil untuk diberikan haknya dan pada akhirnya tidak menerima bonus apapun dari komunitas tersebut.
“Saya kaget Mas, saya merasa perjuangan anak saya tidak dihargai oleh Akuatik Sumenep. Padahal, anak saya salah satu atlet yang mendapat medali emas tetapi pada saat penyerahan bonus atlet tadi, nama anak saya tidak dipanggil bahkan tidak mendapat bonus dari Akuatik Sumenep Mas,” ungkapnya. Kamis, (25/9/2025).
Menurutnya, ini bukan soal nominal tetapi soal harga diri dan mental anak. Padahal, anak saya sudah berjuang semaksimal mungkin demi memberikan yang terbaik saat berlaga di Kejurda Jatim 2025, bahkan anak saya berhasil membawa pulang sejumlah medali, mulai dari perunggu, hingga emas.
“Saya menduga ini ada unsur kesengajaan Mas dari pengurus Akuatik Sumenep. Sebab, tidak mungkin kalau pengurus tidak mengantongi dokumen atlet-atlet cabor renang yang mendapatkan medali. Kan ini lucu Mas. Saya benar-benar dibuat malu dan tidak dihargai pada undangan penyerahan bonus di rumah Ketua Akuatik Sumenep tadi Mas,” tegas Very.
Lebih lanjut, Very Junianto juga menambahkan, bahwa perjuangan dan usaha keras anaknya hingga menoreh medali seolah tak berarti. sebab, tidak ada kejelasan terkait pemberian bonus.
“Kami sudah menanyakan kepada pengurus Akuatik Sumenep, dan jawabannya terkesan mencla-mencle antara ketua dan bendahara, tidak ada kejelasan yang konkret mengenai alasan kenapa anak saya tidak dipanggil pada acara penyerahan bonus tadi,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada pengurus Akuatik Sumenep tak hanya segera memberi kepastian terkait pemberian bonus tersebut, tetapi juga kejelasan dan kepastian mengenai polemik ini.
“Mudah-mudahan para pengurus Akuatik Sumenep segera dievaluasi oleh Pemkab Sumenep dan KONI. Sebab, permasalahan seperti ini sangat berdampak negatif dan merugikan, serta membuat mental maupun semangat anak saya down,” pungkas Very Junianto.
Mengkonfirmasi hal itu, Ketua Akuatik Sumenep, Faisal Riza Baisuni menyatakan bahwa kondisi yang terjadi tidak ada unsur kesengajaan dari pihaknya. Namun demikian, dirinya mengaku bersalah dan tetap bertanggung jawab.
Selain itu, ia menegaskan bahwa yang terjadi menjadi evaluasi agar lebih baik ke depan.
” Atas nama pribadi, saya selaku Ketua Akuatik dan anggota, meminta maaf dengan kondisi yang terjadi. Saya bertanggung jawab, Mas, dan tetap akan memberikan hak atlet yang telah mendapatkan medali, ” tegasnya kepada Tim Media saat dikonfirmasi melalui telpon WhatsAppsnyai. Jum’at (26/09/2025)
Dengan situasi yang terjadi hingga berimplikasi terhadap integritas dan mental atlet, publik menuntut turun tangannya Bupati Sumenep untuk menindak tegas oknum pihak terkait yang telah mencoreng integritas Pemkab Sumenep agar tidak melemahkan semangat para talenta Kabupaten Sumenep. (Mul)