
Banyuwangi – Detikposnews.com // Suasana duka menyelimuti warga Desa Pendarungan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, pada Kamis (23/10/2025) pagi. Seorang pria lanjut usia berinisial S (86) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi gantung diri di rumahnya. Pria kelahiran tahun 1939 itu diduga mengakhiri hidupnya karena tidak tahan lagi menanggung penyakit asam lambung yang telah lama dideritanya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun di lapangan, peristiwa tragis itu pertama kali diketahui oleh sang istri, yang pagi itu baru pulang dari rumah anaknya. Malam sebelumnya, pasangan suami istri tersebut sempat berkunjung ke rumah anak mereka. Sekitar pukul 20.00 WIB, S memutuskan untuk pulang lebih dulu ke rumah, sementara istrinya memilih bermalam di rumah sang anak.
Keesokan harinya, sekitar pukul 06.30 hingga 07.00 WIB, warga masih sempat melihat S keluar rumah untuk berkeliling di area sawah sewaannya yang ditanami padi dan tanaman lain. Tak ada tanda-tanda mencurigakan yang terlihat. Namun, ketika sang istri pulang ke rumah sekitar pukul 07.30 WIB, suasana mulai terasa janggal.
Pintu rumah dalam keadaan terkunci dari dalam, dan meskipun dipanggil berulang kali, tak ada jawaban dari sang suami. Merasa curiga, sang istri berinisiatif mencari jalan lain melalui pintu belakang. Karena terkunci rapat, ia terpaksa menjebol bagian dinding gedek (anyaman bambu) untuk masuk ke dalam rumah.
Betapa terkejutnya ia ketika mendapati suaminya sudah tergantung tak bernyawa di dalam rumah. Tangis pun pecah, dan warga sekitar segera berdatangan membantu serta melaporkan kejadian tersebut kepada pihak aparat desa dan kepolisian.
Tak lama kemudian, petugas dari Polsek Kabat bersama tim medis tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan awal. Dari hasil pemeriksaan sementara, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan kuat, korban meninggal murni akibat gantung diri.
Sementara itu, keluarga korban menuturkan bahwa S selama ini sering mengeluhkan sakit asam lambung yang tak kunjung sembuh, bahkan penyakit itu kerap membuatnya sulit makan dan tidur. “Beliau sering bilang capek menahan sakitnya,” ungkap salah satu kerabat dengan nada sedih.
Jenazah korban kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan secara layak. Pihak kepolisian juga telah menyatakan tidak ditemukan unsur pidana dalam peristiwa ini.
Kepala Desa Pendarungan menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kejadian tersebut dan mengimbau masyarakat untuk lebih peka terhadap kondisi mental maupun fisik anggota keluarga, terutama para lansia yang tengah mengalami sakit berkepanjangan.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa dukungan keluarga dan lingkungan sangat penting bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakit atau tekanan batin, agar kejadian serupa tak lagi terulang di tengah masyarakat.




